Sunday, September 30, 2012

BIJI BUAH APEL




Dahulu kala. Waktu keadaan sedang sangat susah, ada  seorang pria ditangkap karena mencuri makanan di pasar.
Sang Raja  diberitahukan tentang perlakuan si pencuri yang sangat rendah ini, sang Raja memutuskan sebuah cara  untuk menghukum  pria itu. Yaitu di hukum gantung, akibat dari  mencuri. Persiapan pun sudah dimulai untuk acara eksekusi ini, untuk sementara  si pencuri tinggal di dalam ruang penjara bawah tanah yang gelap.
Pada hari nya datang dimana si pencuri itu harus di hukum gantung, sang penjaga membawanya menuju ke tiang gantung dan ia  ditanya  apakah ada yang mau ia sampaikann sebelum di gantung hingga mati.
“ Ya” kata si pencuri. “Saya ada sebuah pesan untuk sang Raja. Saya ada sebuah hadiah yang sangat spesial yang dulu dihadiahkan  bapak saya untuk saya. hadiah itu semula berasal dari ayahnya bapak saya. Saya bisa menanam biji pohon apel ini di tanah dan pohon ini akan tumbuh dan berkembang hanya dalam waktu 1 malam dan juga pohon ini akan berbuah langsung. Saya hanya berpikir betapa sedihnya kalau hadiah rahasia – biji apel  ini akan ikut mati bersama saya, sebelum saya menyerahkannya kepada  orang lain.

Sang raja sangat terkesan terhadap sikap si pencuri ini, dan pada akhirnya sang raja  menyuruh si pencuri untuk menanam biji pohon rahasia itu dan memberitahukan rahasianya sebelum ia meninggal.
“ Dengan senang sekali ” jawab si Pencuri. “ Tetapi saya harus memperingatkan terlebih dahulu yaitu biji buah apel ini hanya bisa ditanam oleh seorang yang sangat murni – dalam arti kata belum pernah mencuri apapun ataupun juga tidak pernah berbohong, atau tidak pernah menipu orang dalam cara apapun juga,. Jadi, yang pasti, diri saya sendiri tidak bisa menanam biji buah apel ini, dikarenakan saya telah menjadi narapidana akibat dari mencuri.”
Sang raja memanggil  Perdana Menteri- nya, untuk menanam biji buah itu, tetapi sang Perdana menteri tampak malu – malu, dan mengakui bahwa ia pernah satu kali menyimpan sesuatu yang bukan miliknya,  oleh karena itu ia tidak dapat menanam biji buah nya.
Lalu sang raja memanggil ketua pembendaharaan- nya, yang mukanya berubah warna menjadi agak kemerah merahan dan ia pun mengakui kalau pada suatu ketika ia juga pernah tidak jujur dalam urusan kebendaharaan dalam negri nya. “Saya pikir, Yang Mulia.” “ Anda harus menanam biji buah itu sendiri.”
Tapi sang raja menjadi bimbang, dan menjadi sangat gelisah, mengingat ingat kembali disaat  ia menipu istrinya dan berlaku tidak jujur. Dia mennggeleng kepalanya dan mengakui juga kalau ia pun tidak dapat menanam biji buah itu.
Si pencuri melihat ke arah tiga orang itu. “ Kalian adalah tiga orang yang paling berkuasa di negari ini,” kata si pencuri. “ tetapi tidak satu pun dari kalian ini terbebas dari rasa bersalah. Dan tidak seorangpun dapat menanam biji buah apel ini. Saya, yang hanya mencuri sepotong roti karena saya kelaparan, harus dihukum sampai mati.
Dan akhirnya sang Raja memaafkan is pencuri yang bijaksana.

                                                                                                                                TANPA NAMA 

No comments:

Post a Comment