Di antara peti kayu tua dan drum
mesin cuci berkarat, tumbuh bunga matahari kecil. Dia terapit oleh samapah dan
tak pernah diurus. Dia hanya bunga yang kira-kira semil. Kenapa bunga matahari
harus tumbuh disana, di semua tempat, tak ada yang tau keberadaannya.
Dia
sering kali bersedih, dan ketika malam, dia selalu memimpikan padang rumput
yang berair, lahan yang bergemilang dengan bunga, dimana kupu-kupu terbang di
sekitarnya.
Suatu
hari burung pipit kecil yang basah kuyup datang dan hinggap di depannya, dan
memandang ke arahnya, paruhnya terbuka perlahan.
‘Betapa cantiknya kamu,’dengkirnya. ‘Sangat
cantik.’
‘Tidak aku tidak cantik,’ balas si bunga
matahari dengan sedih. ‘Kau seharusnya lihat saudariku. Mereka sepuluh kali
lebih besar. Aku kecil dan jelek.’
‘Bagiku, kau adalah yang tercantik diantara
mereka semua,’balas si burung pipit, lalu terbang.