Seorang rabi meminta
Tuhan untuk memberikannya sebuah penglihatan tentang seperti apakah surga dan
neraka itu. Tuhan menyetujui
permintaannya, dan meminta Nabi Eliah untuk menjadi pendamping rabi dalam
petualangan ini.
Pertama-tama Eliah
menuntun rabi ke dalam sebuah ruangan
besar. Di tengah-tengah ruangan ada sebuah api dengan sebuah panci masak yang besar dan meluap-luap di atasnya. Dan di dalam panci ada
sebuah rebusan daging sapi yang lezat.
Di sekeliling panci
masak duduklah sekelompok orang. Mereka masing-masing mempunyai sebuah sendok
bertangkai panjang, yang mana mereka masukkan ke dalam rebusan daging sapi
lezat.
Tapi orang-orang
kelihatan pucat dan kurus dan sedih sekali. Ada keganjilan di ruangan itu. Pegangan
sendok itu sangatlah panjang yang membuat tidak seorang pun bisa makan makanan
yang enak itu.
Ketika 2 pengunjung
itu kembali ke luar lagi, rabi bertanya pada Eliah tempat apakah itu tadi. ‘Itu
adalah neraka,’ Eliah menjelaskan.
Kemudian Eliah
menuntun rabi ke ruangan ke dua, yang sama persis dengan yang pertama. Di
tengah, sebuah api menyala dan sebuah panci masak meluap-luap, penuh dengan
rebusan daging yang enak dan beraroma enak. Orang-orang duduk mengelilingi api,
dengan sendok-sendok bertangkai panjang yang sama di tangan mereka. Tapi mereka
sangat menikmatinya,bercakap-cakap dengan seru. Dan bedanya?
Orang-orang di ruangan kedua tidak mencoba untuk memberi makan dirinya sendiri
dengan sendok bertangkai panjang. Mereka menggunakan sendok-sendok itu untuk
memberi makan sesama. ‘Ah, surga,’ kata rabi.
No comments:
Post a Comment