Suatu saat ada seorang kepala
suku penduduk Amerika asli yang sudah mendekati akhir hidupnya. Walaupun dia
sudah mencoba beberapa kali, dia tetap tidak dapat memutuskan siapa dari ketiga
anaknya yang harus mengantikan ia sebagai kepala suku.
Suatu hari, ia mengumpulkan
seluruh anaknya dan barkata kepada mereka, ”apakah kalian melihat gunung
dikejauhan sana? Saya ingin kalian untuk melakukan perjalanan ke gunung itu,
dakilah puncaknya dan kembalilah dengan sesuat yang menurut kalian akan sangat
berharga dalam memimpin suku kita.”
Setelah beberapa hari, anak
pertamanya kembali dengan membawa sejumlah batu, digunakan untuk membuat ujung
anak panah dan ujung tombak. Dia berkata kepada ayahnya, “suku kita tidak akan
pernah hidup dalam ketakutan akan musuh-musuh mereka. Saya tahu dimana ada
tersedia sebuah gundukan batu.”
Anak kedua mendaki sampai ke
puncak gunung dan ditengah perjalanan menemukan hutan yang dipenuhi dengan kayu
untuk membuat api. Ketika dia kembali, dia berkata kepada ayahnya suku kita
tidak akan pernah merasa kedinginan pada musim dingin. Saya tau dimana dapat
ditemukan kayu yang melimpah untuk menjaga mereka supaya mereka tetap hangat
dan untuk memasak makanan mereka.
Anak ketiga telat kembali dan
dengan tangan kosong. Dia berkata, “ ketika saya sampai kepuncak, saya tidak
menemukan apa-apa yang cukup berharga untuk dibawa kembali. Saya mencari dimana
saja, tetapi puncak gunung itu tandus dan tak berguna. Kemudian saya melihat di
kejauhan dibatas pandangan saya. Saya terpana melihat sebuah daerah baru
dipenuhi dengan hutan dan rumput luas, gunung dan lembah, ikan dan binatang, sebuah
daerah yang indah dan tenang. Saya tidak membawa apapun kembali, karena daerah
itu sangat jauh dan saya tidak mempunyai waktu untuk berjalan kesana. Tetapi
aku akan senang untuk pergi kesana suatu saat; saya terlambat datang karena
saya merasakan sangat sulit untuk kembali setelah melihat keindahan daerah itu.“
Mata sang kepala suku itu
menyala-nyala Ia merangkul anaknya yang ketiga dipundaknya, mengumumkan bahwa
anaknya yang ketiga akan mengantikan Ia sebagai kepala suku yang baru. Ia
berkata kepada dirinya sendiri, “Anak-anak lainnya membawa barang-barang
berharga, barang-barang yang dibutuhkan. Tetapi anakku yang ketiga mempunyai
sebuah visi. Dia telah melihat sebuah daerah yang lebih baik, daerah yang
menjanjikan, dan dia sangat bersemangat untuk pergi kedaerah itu.
No comments:
Post a Comment