Saturday, January 12, 2013

PELELANGAN



Terdapat seorang kaya yang memiliki koleksi seni yang tak ternilai, meliputi beberapa mahakarya yang membuat iri para ahli karya seni. Pria yang sama ini juga mempunyai seorang anak laki-laki yang sangat dicintai, dan mereka seringkali menikmati harta seni mereka bersama-sama.
Bagaimanapun, perang pecah, dan anak laki-lakinya mendapat panggilan, dan berangkat untuk bertempur. Suatu hari, sebuah telegram tiba memberitahukan sang ayah bahwa anak laki-lakinya terbunuh dalam aksi. Orang tua itu hancur. Ia berduka cita dengan diam, sendiri, dan tak henti-hentinya.
Beberapa bulan berlalu, dan suatu hari, terdapat ketukan di pintu. Seorang laki-laki muda berdiri disana., dengan sebuah bungkusan kecil di bawah tangannya. “Kamu tidak mengenalku”, ia memperkenalkan dirinya, “tetapi aku mengenal anakmu dengan sangat baik. Kami di unit yang sama, dan saya bersamanya waktu ia meninggal. Saya adalah tentara yang diberikan hidup olehnya. Ia telah menyelamatkan banyak nyawa pada hari itu, dan ia membawa saya untuk selamat ketika peluru menembusnya. Kami telah menjadi teman dekat, dan sebelum kematiannya saya menggambarkan lukisan kecil dirinya, saya bukan seniman yang hebat, tetapi saya ingin anda memiliki sketsa ini sekarang”.

Sang ayah terdiam dalam waktu yang lama, memandang ke mata anaknya, mengahadap dari sketsa sang tentara. Matanya penuh air mata seperti pandangannya. Lalu ia berterimakasih pada tentara itu dan menawarkan untuk membayar lukisan itu.
“Oh tidak, pak. Ini adalah hadiah. Saya tidak akn pernah dapat membayar kembali apa yang anak anda lakukan untuk saya. Saya ingin anda memiliki sketsa ini. Itu semua yang dapat saya berikan.
Sang ayah menggantung potret itu di atas papan rak, bagi setiap orang untuk dilihat. Hartanya jauh daripada semua lukisan lainnya di taruh bersama, dan ia menunjukkan para pengunjung potret anaknya, sebelum mengajak mereka mengunjungi lukisan-lukisan lainnya.
Tidak lama setelah peristiwa ini, orang tua itu meninggal, dan koleksi seninya dikeluarkan untuk pelelangan. Kolektor seni datang dari berbagai penjuru dunia, menggetarkan hati atas kemungkinan membeli satu dari harta-harta tersebut. Pelelang memulai tawar-menawar. Lukisan pertama yang muncul untuk pelelangan adalah sketsa tentara misterius  bagi anak laki-laki sang ayah.Pelelang mencoba untuk memulai tawar-menawar berjalan. “Apa yang saya tawarkan untuk lukisan pertama  dalam koleksi ?”tanyanya. Mereka terdiam. Lalu mereka bergemuruh dan menggerutu. “ayo” kata kolektor seni, “teruskan dengan barang yang sesungguhnya. Tidak ada orang yang tertarik dengan sketsa tua itu. Kami datang untuk barang-barang yang bernilai. Kenapa anda tidak teruskan dengan penjualan.
Tetapi pelelang tidak berbuat apa-apa dengan itu. “saya minta maaf”, katanya, “tapi instruksi saya jelas.Almarhum meminta barang pertama  dalam penjualan adalah lukisan anak laki-laki. Sekarang siapa yang akan memulai dengan  10 poundsterling buat anak laki-laki?”.
Sementara, Sebuah tangan diangkat di belakang dari ruang lelang. Ia adalah tukang kebun. Ia telah bekerja beberapa tahun untuk orang tua itu, dan ia telah mencintai anak laki-laki itu.”saya akan memberimu 10 poundsterling untuk anak laki-laki”, katanya. Itu semua yang ia dapat ia berikan.Palu menuju ke bawah : satu, dua, tiga kali.Tidak ada penawaran lebih lanjut.  Tidak ada orang yang tertarik sama sekali.
“Terjual !” Kata si pelelang. ‘Kepada pria di belakang, untuk 10 poundsterling!” terdapat relief di sekelilingnya. Sekarang para pembeli dapat mengangkat tangannya untuk barang yang bernilai. Tapi pelelang meletakkan palunya. “Pelelangan telah berahkir” ia mengumumkan. “ instruksi saya dari almarhum adalah siapapun yang mengambil anak laki-laki memperoleh segala tanah termasuk keseluruhan koleksi seni. Pria di belakang yang mengambil anak laki-laki memperoleh semuannya”.

                                                                                               NN

No comments:

Post a Comment