Pada suatu hari hiduplah seorang laki-laki kaya
yang tidak mempunyai keinginan lain selain berbuat baik di lingkungannya, dan
terutama pada orang-orang yang bekerja padanya.
Ia mengetahui bahwa, salah satu pekerjaannya,
seorang tukang kayu, sangatlah miskin dan sangat bersusah payah untuk
menghidupi keluarganya. Ia bisa melihat sendiri bahwa gubuk yang ditinggali
orang itu bersama istri dan anak-anaknya jatuh ke dalam kehancuran, dan tidak
lagi sesuai untuk dingin dan hujan yang menyerang di atasnya. Ia merasa sangat
kasihan untuk si tukang kayu dan keluarganya, dan ia ingin mempunyai suatu
gagasan.
Ia memanggil tukang kayu itu suatu pagi dan
memberikan petunjuk berikut:
“Saya mau kamu untuk membangun sebuah rumah yang
indah untuk saya,” ia berkata. ”Saya mau kamu untuk tidak meluangkan biaya dan
untuk merekrut hanya pekerja yang terbaik untuk setiap pekerjaan yang
dibutuhkan. Saya harus melakukan sebuah perjalanan dan saya akan pergi
sementara waktu, tetapi ketika saya kembali, saya mau kamu sudah menyiapkan
rumah itu untuk saya.”
Tukang kayu itu sangat senang karena diberi tugas
tersebut. Segera, ia bekerja, dan mengetahui bahwa majikannya akan pergi, ia
memutuskan untuk membuat laba yang besar atas pekerjaannya ini. Disamping
menyewa pekerja terbaik dan menggunakan bahan terbaik, ia memotong sudut-sudut
dimana pun ia bisa. Majikannya tidak akan pernah tahu, dan ia dapat menjaga
perbedaannya, dan menghasilkan uang yang banyak untuk dirinya sendiri.
Dana akhirnya rumah itu dibangun. Dari luar itu
terlihat indah tapi seperti yang diketahui tukang kayu itu, tidak disuarakan
sama sekali, kayu-kayu di atapnya sangat
lemah dan dalam kondisi buruk. Batu
batanya bekas pakai, yang akan segera hancur. Keramiknya ditolak dari tambang.
Bangunan itu telah dilakukan oleh pekerja yang tidak berpengalaman dengan upah
yang rendah.
Ketika majikannya kembali, ia datang untuk
memeriksa rumah itu. “Saya telah melakukan sesuai perintah anda,” tukang kayu
itu memberitahunya. “Saya telah menggunakan bahan-bahan terbaik dan pekerja
yang terbaik.”
“Saya senang mendengarnya,” kata majikannya. “Ini
adalah kuncinya. Rumah ini adalah milikmu. Ini adalah hadiah untukmu dan
keluargamu. Semoga akan menjadi rumah yang baik bagimu untuk sepanjang
hidupmu.”
Dari dalam waktu 10 tahun, tukang kayu itu sering
terdengar bergumam, di bawah napasnya, “Jika saja saya sudah tahu kalau rumah
itu untuk saya…”
NN
No comments:
Post a Comment