Ada seorang anak lelaki tumbuh di pinggir
laut. Dia mempunyai kecintaan dan terpesona dengan perahu. Dia mendapat sebuah
balok kayu dan memulai memahat sebuah model perahu untuknya sendiri. Perahu ini
hampir sempurna, karena perahu itu akan melambangkan semuanya indah yang dia
pernah liat di perahu – perahu lainnya.
Ketika dia
menyelesaikannya, Dia mewarnainya dengan warna favoritnya dan dia pun menulis
namanya di perahu itu. Lalu, dia melengkapinya dengan layar kecil dan pekerjaan
tanpa pembayaran itu pun selesai.
Perahu itu bukan perahu
sungguhan, Dia berpikir, daripada menaruhnya ke air. Lalu dia pergi turun ke
laut dan dia melihat dengan bangga perahunya itu dan terdapat ombak seperti
rambut yang dipotong pendek. Pada saat dia sangat bangga dan tenggelam dalam
perasaan kagumnya itu, dia tidak menyadari kejadian yang menimpa perahu itu.
Layarnya mengembang karena anginnya sedang bertiup dengan kencangnnya dan makin
jauhnya dan jauh sekali perahunya dari dia. Dia memanggil perahu itu, tetapi perahu
itu di dalam pengaruh angin tersebut. Dia melihat perahu tersebut di dalam
kengerian dan sakit yang hebat terseret arus dan semakin menjauh ke laut.
Dia sangat marah, ketika
dia pulang ke rumah dan Dia tidak cukup tidur malam itu. Lalu, suatu hari, Dia
melewati toko mainan dan terkejut tiba – tiba akhirnya dia keluar dari depresi
dia dengan melihat sebuah perahu mainan-dan Ya, itu adalah perahunya. Dia lari
dengan penuh hasrat untuk memintanya, tetapi penjaga toko dengan dingin menolak
permintaannya, mengatakan oerahu itu sudah menjadi miliknya sekarang, dan jika
anak lelaki itu ingin memilikinya. Dia harus membelinya.
Anak lelaki itu lari ke
rumahnya dan memberi tahu ayahnya. Dia menginginkan untuk mengetahui berapa
banyak yang harus bayar lalu ayahnya menjelaskan Jika kamu benar – benar ingin
mendapatkan perahu itu, Dia harus memberi semuanya yang dia punya untuk
mendapatnya.
Lalu anak lelaki itu
mengosongkan kotak uang simpanannya dan lari ke toko tadi dengan semua penny
yang dia punya. Dia langsung menaruh uangnya di atas meja kasir tanpa mengecek
harganya dan lari ke luar pintu dengan perahu kesayangannya. Dia menggosoknya,
memeluknya dan lari menunjukkan perahu itu ke ayahnya. ‘Ah!’ kata Ayahnya. ‘
Sekarang perahu itu milikmu.’
‘Ini benar – benar milikku! Kata anak itu.
‘Aku membuatnya dan aku membelinya kembali dan memberi semua yang aku punya
untuk mendapatkannya. Ini milikku sesungguhnya, hanya sekarang milikku kedua
kalinya.
No comments:
Post a Comment