Saturday, January 12, 2013

PEMBUAT API


Pada suatu waktu ada seorang laki-laki yang bisa membuat api. Orang-orang di desanya kagum terhadap kemampuan dia yang hebat. Pertama kali dia membuat api,  orang-orang desa tidak benar-benar tahu apa yang harus dipikirkan tentang itu, atau apa yang bisa dilakukan tentang itu. Pada kenyataannya, jika mereka diceritakan yang sebenarnya, mereka mungkin akan agak takut terhadap itu.
Tapi lalu si pembuat api mengajar mereka menggunakan api ini menjaga untuk tetap hangat dari dinginnya musim salju, dan untuk membuat cahaya hangat yang menari-nari saat kegelapan menyelimuti mereka setiap malam. Mereka bisa menggunakan itu, dia menunjukkannya kepada mereka, untuk memasak makanan mereka bahkan untuk membakar keramik-keramik mereka, yang mereka gunakan untuk tempat makan. Jika mereka pernah sendiri / tersesat di gurun, mereka bisa menggunakan api ini untuk meminta pertolongan, dan memberi tanda yang bisa dilihat dari jauh dan pertolongan akan datang.


Api bisa bercahaya, bagaimanapun juga,dan api bisa mengakibatkan kehancuran. Jadi si pembuat api juga mengajarkan mereka bagaimana menangani api dengan hati-hati, jadi api ini tidak akan melukai diri mereka / benda-benda lain.
Dalam waktu yang sangat singkat, berita tentang kemampuan si pembuat api ini menyebar dari suatu desa ke desa lainnya, sampai semua orang di daerah tersebut telah mendengar tentang kemampuan yang misterius dan hebat ini. Si pembuat api menerima banyak permintaan. Dia berpetualang melewati desa-desa, mengajarkan kemampuan dia kepada semua orang yang mau belajar, dan semua orang belajar dengan antusias, dan mereka mulai mengagumi si pembuat api. Sangat pasti laki-laki ini sangat istimewa, dan Tuhan sangat dekat dengan dia.
Pada suatu waktu kepoluleran si pembuat api menarik perhatian kepala desa dan penguasa, dan tuan-tuan tanah. Mereka tidak benar-benar suka dengan apa yang mereka dengar. Disini ada laki-laki yang muncul untuk memberikan orang-orang apa yang mereka sangat inginkan, dan apa yang bisa membuat mereka hidup puas dan senang. Orang-orang berpaling dari penguasa dan pemimpin mereka untuk mengikuti si pembuat api. Para pemimpin dan penguasa kehilangan kendali.
Kegiatan si pembuat api harus dibatasi, mereka semua setuju. Dan saat itu terlihat tidak mungkin, mereka harus bersikap lebih keras. Si pembuat api harus pergi, mereka mengusulkan. Jadi, pada suatu malam, mereka menangkap si pembuat api di tempat yang gelap dan mereka membunuhnya. Mereka mengatakan kepada orang-orang sejak saat itu, api tidak boleh digunakan.
Orang-orang sangat cemas, tapi kebanyakan dari mereka merasa takut untuk menantang penguasa-penguasan. Lalu, mereka menguburkan si pembuat api, yang sangat mereka sukai. Mereka lupa pada apa yang telah diajarkan karena mereka tidak pernah melatih kemampuan mereka lagi, tetapi mereka tidak pernah melupakan dia.
Para penguasa dan pemimpin berdiskusi bersama bagaimana caranya untuk menenangkan orang-orang tersebut dan membuat mereka melupakan laki-laki yang berbahaya ini. Mereka menemukan ide untuk mendukung orang-orang tersebut membangun tempat suci untuk mengingat si pembuat api. Jadi, di setiap desa, sebuah monumen didirikan. Orang-orang mendekorasi / menghias tempat suci ini dengan bunga-bunga, lukisan-lukisan indah dan patung-patung. Mereka bergandengan bersama, biasanya di sana untuk mengingat si pembuat api dan semua yang telah diajarkan kepada mereka. Mereka menulis ke dalam buku tentang instruksi yang telah diberikan kepada mereka oleh dia tentang api, mereka membaca buku-buku ini setiap kali mereka berkumpul bersama. Penguasan merasa puas, karena mereka telah bisa mengendalikan api. Tetapi orang-orang ini mulai terbiasa, merasakan malam gelap dan dingin lagi, dan mereka memakan makanan yang dingin, dan mereka lupa bagaimana caranya menari dan menyanyi di cahaya api.

Mereka tetap setia, sepanjang sejarahnya berada, memberikan kehormatan di tempat sunyi si pembuat api. Tetapi tidak ada apinya.

NN

No comments:

Post a Comment